ALL ABOUT TRISTAR BSD

ALL ABOUT TRISTAR IEU

ALL ABOUT TRISTAR KALIWARON

ALL ABOUT TRISTAR CRUISE

Rabu, 20 Januari 2016

Mahmudi, M.Par – Dosen Tristar Institute BSD Meraih Gelar Magister Pariwisata

Mahmudi, M.Par – Dosen Tristar Institute BSD Meraih Gelar Magister Pariwisata

 Mengusung Budaya Kuliner Bekakak Ayam Dalam Tradisi Sunatan Adat Betawi Untuk Meraih Gelar Magister Pariwisata
Sebagai Ibu kota Indonesia, Betawi (Jakarta) menyimpan potensi budaya pariwisata dan kuliner yang luar biasa kaya. Sayangnya, beberapa di antaranya kini mulai punah tergerus modernisasi. Lantas, kalau bukan kita yang peduli pada warisan budaya nenek moyang, lalu siapa lagi yang mau dan mampu melestarikannya? Ini yang diusung, Mahmudi, M.Par dalam tugas akhir penulisan tesisnya, berjudul “Budaya Kuliner dan Sisi Simbolik Dari Bekakak Ayam Dalam Ritual Sunatan Anak Betawi Jakarta”.

Sebagai dosen yang meretas karir di dunia pendidikan kuliner dan kini mengajar di lingkungan Tristar Institute BSD – Tangerang, Chef Mahmudi, M.Par. merasakan gairah untuk terus menekuni dunia kuliner.
Tak salah saat menempuh kuliah pascasarjana pariwisata (S2), di STP Trisakti Jakarta, sosok dosen yang penampilannya cukup humoris ini prihatin akan begitu banyaknya unsur-unsur budaya kuliner Indonesia yang mulai luntur. Kegigihannya mengusung budaya tradisi sunatan adat Betawi dengan sajian bekakak ayam, ternyata berbuah manis dalam garapan tesisnya untuk meraih gelar Magister Pariwisata.
“Selain mengangkat sisi simbolik dari Bekakak Ayam dalam ritual sunatan anak Betawi sebagai judul tesis ini, saya juga termotivasi mengingatkan kepada generasi muda untuk menambah pengayaan dokumentasi budaya kuliner Indonesia dengan kandungan maknanya agar tidak punah. Jadi jangan sampai, orang-orang Indonesia sendiri semakin tidak tahu dan tidak peduli dengan budaya pariwisata dan kulinernya,” jelas pria kelahiran Banyuwangi, 22 Desember 1979 ini.
Mahmudi, M.Par & Keluarga
Seperti yang didiskripsikan oleh Chef Mahmudi, M.Par, bahwa adat sunatan yang ada di Betawi adalah adat yang diadakan dengan memiliki ciri khas tersendiri, mulai dengan sebelum acara maupun sampai acara sunatannya.
Prosesi pengantin sunat dibagi menjadi 2 tahapan yaitu prasunatan dan prosesi sunatannya. Tahapan pertama adalah acara rembukan sampai dengan mengundang agar nantinya acara sunatannya ramai dan tahapan kedua adalah pelaksanaannya
Dalam pelaksanaan sunatan dalam adat Betawi, memang ada beberapa acara yang harus dilaksanakan agar acara itu sesuai dengan adat – istiadat yang telah ada pada sebelumnya, namun itu jika yang melaksanakanya adalah orang memiliki perekonomian yang mampu.
Bagi mereka masyarakat yang perekonomiannya tergolong tidak mampu, sedangkan mereka mempunyai anak laki–laki dan wajib menyunatkan, maka masyarakat Betawi tetap melaksanakan tradisi acara Sunatan meskipun pada masa-masa belakangan ini mereka tidak melaksanakan prosesi Penganten Sunat.
Salah satu adat–istiadat dalam sunatan yang tetap dipertahankanya itu diberikannya nasi kuning yang terbuat beras ketan dan Bekakak ayam. Berdasarkan beberapa sumber yang dapat dipercaya, penyajian Bekakak Ayam sudah dikenal sebelum Islam datang ke Indonesia. Bekakak ayam merupakan makanan sesaji dalam upacara adat nenek moyang, sehingga tidak heran penyajian Bekakak Ayam dikenal pula pada tradisi budaya Jawa. Makanan tersebut merupakan sesaji untuk memohon keselamatan dan keberkahan kepada Tuhan bagi yang melaksanakan hajatan.
Mahmudi, M.Par. bersama rekan-rekan saat wisuda S-2
 Nah, dari penelitian tesisnya, Chef Mahmudi berharap bisa mengangkat mutu kualitas pendidikan budaya kuliner di sektor pariwisata, serta menjelaskan kandungan budi pekerti akan budaya tradisionalnya. Sehingga bisa bermanfaat untuk pembelajaran bagi peserta didik yang ada di kampus Akpar Majapahit dan Tristar Institute. Tak hanya berbagi cerita, Chef Mahmudi juga berbagi resep Bekakak Ayam Betawi yang bisa Anda coba. *Upi
BEKAKAK AYAM BETAWI
Bahan :
-  1 ekor                       Ayam jago utuh
-   400 ml                     Kaldu ayam
Bumbu :
-   Secukupnya            Minyak goreng
-  5 butir                      Bawang merah
-  2 butir                      Bawang putih
-  3 lembar                   Daun jeruk purut
-  2 lembar                   Serai
-  1 sdm                       Ketumbar bubuk
-  1 sdt                         Jintan bubuk
-  1 sdt                         Merica putih bubuk
-  ½ sdt                        Pala bubuk
-  4 sdm                       Kecap
-  Secukupnya Garam
Cara Membuat:
1.      Ayam dibersihkan dan disisakan kepalanya, bagian dada dikerat, lalu disisihkan
2.      Minyak dipanaskan, masukkan bawang merah, bawang putih, daun jeruk, dan serai, ditumis hingga harum.
3.      Tambahkan ketumbar, jintan, merica putih bubuk, dan pala bubuk, lalu diaduk rata.
4.      Ayam utuh dimasukkan, lalu dituangi kaldu.
5.      Ayam dimasak hingga empuk dan kaldu habis.
6.   Ayam lalu dibakar dengan bara api hingga harum sambil diolesi mentega dan kecap. Selanjutnya ditambahkan air jeruk limau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar