13 Mahasiswa S1 Culinary Business Tristar Institute-IEU Konsentrasi Culinary Praktik ”Ice Carving”
SEKITAR 13
mahasiswa S1 Culinary Business Tristar Institute-IEU Konsentrasi Culinary belajar
seni memahat es (ice carving). Pelajaran
ini merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiswa yang kuliah di lembaga pendidikan
tersebut.
Mereka
antusias mengikuti teori dan praktik memahat es yang disampaikan chef Sukamto, Dosen Luar Biasa Program
Studi Culinary Tristar Institute-IEU, di halaman Kampus Tristar Institute-IEU, Jl Raya Dukuh Kupang 147B Surabaya, Kamis
(25/08/2016) siang.
Sebelum praktik menghias es dimulai,
mahasiswa lebih dulu dikenalkan teori memahat es di kelas.Setelah itu mereka langsung
diajak praktik. Bahannya beberapa balok es ukuran 120 x 80 cm, siap dihias menjadi
sosok Angsa, huruf I, E dan U.
Peralatan yang disediakan untuk praktik memahat es antara lain gergaji,
pahatan (aneka ukuran dan bentuk), tatah (berbagai bentuk dan ukuran), alat bor
dari besi hingga mal dari bahan yang tidak mudah meleleh seperti plastik dan stereoform.
Untuk memahat balok es menjadi
sosok angsa yang cantik, pertama-tama yang dilakukan adalah menempelkan mal
kiri kanan pada balok es. Selanjutnya proses pemahatan dilakukan pada bagian
yang mudah diambil antara kepala leher dan sayap.
Sementara leher dan kepala angsa
yang dibuat menempel dibor lebih dulu. Proses ini harus dilakukan hati-hati karena
rentan patah. Nah, kalau sudah berlubang, tinggal dihaluskan dengan alat pahat secara
hati-hati sesuai bentuk mal.
Setelah itu pekerjaan baru dilanjutkan
dengan menghias sayap –sesuai bentuk mal—dengan pemahat berujung segitiga,
untuk memberikan kesan timbul pada hasil pahatan berupa sayap angsa.
”Dengan ketelitian tinggi dan kehati-hatian, praktik ini dilakukan
di sisi yang satu dan sisi yang lain daripada balok es tersebut. Dengan demikian,
jika semua pekerjaan memahat es selesai, maka sosok angsa cantik terlihat utuh jika
dilihat dari sisi kiri dan kanan,” kata chef
Sukamto, kemarin.
Setelah pihaknya menjelaskan
dasar teorinya dan mempraktikkan langsung bagaimana tata cara memahat es di
hadapan mahasiswa, selanjutnya dosen mempersilakan masing-masing mahasiswa mempraktikkan
apa yang sudah dipelajari di bangku kuliah.
”Kalian tidak perlu takut kalau
salah atau hasil pahatan kalian kurang bagus, yang penting bisa memeragakan bagaimana
memahat es secara baik dan benar dengan hasil yang memuaskan," terang Sukamto
yang cukup telaten mengajari dan membagi ilmunya kepada mahasiswa ketika memeragakan
cara memahat es.
Selain seni memahat es,
mahasiswa S1 Culinary Business juga diajari seni menghias bahan makanan --sayur
dan buah-buahan—(fruit carving). Boleh
dikata seni menghias es dan bahan makanan ini hasilnya amat mengagumkan.
Tak salah jika hampir di
semua perayaan besar yang ada di dunia, hampir pasti ditemukan ”seni dari makanan”
apakah itu berbentuk patung cokelat, naga dari buah semangka dan lainnya.
Hasil kreasi tangan-tangan trampil
inilah yang membuat penampilan pesta pernikahan, misalnya, jadi sangat berbeda dari
biasanya. Pada gilirannya membuat tamu undangan pun senang berkat penampilan eksotik
dari sebuah karya seni memahat es (ice carving)
dan menghias buah.( fruit carving).
Chef
Adeline Nadia Daniel yang juga hadir di tengah-tengah mahasiswa S1 Culinary
Business Konsentrasi Culinary, menuturkan, para mahasiswa ini sebelum mengikuti
praktik seni memahat es (ice carving), yang merupakan mata kuliah
wajib bagi mahasiswa kuliner, juga telah diajarkan menghias sayur dan buah (fruit carving) di Laboratorium Praktik
Culinary Tristar Institute-IEU oleh Sukamto, dosen pembimbingnya sekaligus
praktisi dari sebuah hotel berbintang di Surabaya.
13 mahasiswa yang mengikuti
praktik ice carving itu dibagi dalam
empat kelompok kecil. Kelompok 1, terdiri dari Ira Nur Khumairah, Andre Prakoso, Arinil Haq dan Novi Indriani (Rani) membuat sosok Angsa, sedangkan Mafaza, Nugie Wibowo dan Yola Yulia yang tergabung di kelompok 2,
mengerjakan tugas memahat balok es menjadi huruf
I.
Sementara itu, kelompok 3, yang
terdiri dari Risman Sumantri, Juan Valensio
dan Johanes Baptista Wianda, mengerjakan tugas dosen pembimbing untuk
memahat es balok menjadi huruf E,
sedangkan kelompok 4 yang beranggotakan Maria
Monica Wijaya, Tri Safira Febriyanti dan Rana Ulfa Rahmadani, menyelesaikan
pekerjaan memahat balok es menjadi huruf
U.
”Mereka antusias mengikuti
arahan dari instruktur ice carving yang
berbagai ilmu dengan mahasiswa dalam mengajarkan seni memahat es sesuai standar
industri perhotelan dan pariwisata,” ujar chef
Della, sapaan akrab Adeline Nadia Daniel di sela-sela mendampingi mahasiswanya
praktik ice carving.
Sebut saja Andre,
Arinil, Ira, Rani, Mafaza, Nugie, Yola dan mahasiswa S1 Culinary Business Tristar
Institute-IEU Konsentrasi Culinary lainnya, begitu antusias mempraktikkan teknik
memahat es seperti diajarkan instrukturnya.
Rani, misalnya, gadis
manis berkaca mata ini mencoba mempraktikkan langsung cara memahat es menjadi
sosok Angsa yang cantik seperti arahan instrukturnya dengan menggunakan alat
pahat berupa tatah. Wow! keren
banget……
Hal sama juga
ditunjukkan oleh Faza sapaan Mafaza dan. Yola dari Kelompok 2, juga tidak canggung saat jari jemarinya yang
lentik mempraktikkan seni pahat es menjadi huruf I seperti diajarkan dosennya.
Pecahan es yang mengenai wajah dan seragam chef-nya
pun dibiarkan saja demi meraih hasil pahatan es terbaik. Selamat mencoba...!
Anda tertarik belajar tentang seni pahat es serta menghias
sayur dan buah (ice carving & fruit
carving) seperti yang diajarkan kepada mahasiswa S1 Culinary Business Tristar Institute-IEU dan ingin bergabung
bersama civitas akademika Tristar
Institute-IEU, silakan menghubungi Sdri. Farah Fina, Marketing Tristar Institute-IEU, Jl Raya Dukuh Kupang No. 157B
Surabaya, Telp. 0812 3375 2227, 0812 3450 6326, sekarang juga. (ahn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar