Mahmudi, M.Par – Dosen Tristar Institute BSD Meraih Gelar Magister Pariwisata
Mengusung Budaya Kuliner Bekakak Ayam Dalam Tradisi Sunatan Adat Betawi Untuk Meraih Gelar Magister
Pariwisata
Sebagai Ibu
kota Indonesia, Betawi (Jakarta) menyimpan potensi budaya pariwisata dan kuliner
yang luar biasa kaya. Sayangnya, beberapa di antaranya kini mulai punah tergerus
modernisasi. Lantas, kalau bukan kita yang peduli pada warisan budaya nenek
moyang, lalu siapa lagi yang mau dan mampu melestarikannya? Ini yang diusung,
Mahmudi, M.Par dalam tugas akhir penulisan tesisnya, berjudul “Budaya Kuliner
dan Sisi Simbolik Dari Bekakak Ayam Dalam Ritual Sunatan Anak Betawi Jakarta”.
Sebagai dosen yang meretas karir di dunia pendidikan kuliner dan kini mengajar di
lingkungan Tristar Institute BSD – Tangerang, Chef Mahmudi, M.Par. merasakan gairah
untuk terus menekuni dunia kuliner.
Tak salah saat menempuh kuliah pascasarjana pariwisata (S2),
di STP Trisakti Jakarta, sosok dosen yang penampilannya cukup humoris ini
prihatin akan begitu banyaknya unsur-unsur budaya kuliner Indonesia yang mulai luntur.
Kegigihannya mengusung budaya tradisi sunatan adat Betawi dengan sajian
bekakak ayam, ternyata berbuah manis dalam garapan tesisnya untuk meraih gelar Magister
Pariwisata.
“Selain mengangkat sisi simbolik dari Bekakak Ayam dalam
ritual sunatan anak Betawi sebagai judul tesis ini, saya juga termotivasi mengingatkan
kepada generasi muda untuk menambah pengayaan dokumentasi budaya kuliner
Indonesia dengan kandungan maknanya agar tidak punah. Jadi jangan sampai,
orang-orang Indonesia sendiri semakin tidak tahu dan tidak peduli dengan budaya
pariwisata dan kulinernya,” jelas pria kelahiran Banyuwangi, 22 Desember
1979 ini.
Mahmudi, M.Par & Keluarga |
Seperti yang didiskripsikan oleh Chef Mahmudi, M.Par,
bahwa adat sunatan yang ada di
Betawi adalah adat yang diadakan dengan memiliki ciri khas tersendiri, mulai dengan sebelum acara maupun sampai acara sunatannya.
Prosesi pengantin sunat dibagi menjadi 2 tahapan yaitu prasunatan dan prosesi sunatannya. Tahapan pertama adalah acara rembukan sampai dengan mengundang agar
nantinya acara sunatannya ramai dan tahapan kedua adalah pelaksanaannya
Dalam pelaksanaan sunatan dalam adat Betawi, memang ada beberapa acara yang harus dilaksanakan agar acara itu sesuai dengan adat – istiadat yang
telah ada pada sebelumnya, namun itu jika yang
melaksanakanya adalah
orang memiliki perekonomian
yang mampu.
Bagi mereka masyarakat yang
perekonomiannya tergolong tidak mampu, sedangkan mereka mempunyai anak laki–laki dan wajib menyunatkan, maka masyarakat Betawi tetap melaksanakan tradisi acara Sunatan meskipun pada masa-masa
belakangan ini mereka tidak melaksanakan prosesi Penganten Sunat.
Salah satu adat–istiadat dalam sunatan yang tetap dipertahankanya itu diberikannya nasi kuning yang terbuat beras ketan dan Bekakak ayam. Berdasarkan beberapa sumber yang dapat dipercaya, penyajian Bekakak Ayam sudah dikenal sebelum Islam datang ke Indonesia. Bekakak ayam merupakan makanan sesaji dalam upacara adat nenek moyang, sehingga tidak heran penyajian Bekakak Ayam dikenal pula pada tradisi budaya Jawa. Makanan tersebut merupakan sesaji untuk memohon keselamatan dan keberkahan kepada Tuhan bagi yang melaksanakan hajatan.
Mahmudi, M.Par. bersama rekan-rekan saat wisuda S-2 |
Nah, dari penelitian tesisnya, Chef Mahmudi berharap bisa
mengangkat mutu kualitas pendidikan budaya kuliner di sektor pariwisata, serta
menjelaskan kandungan budi pekerti akan budaya tradisionalnya. Sehingga bisa
bermanfaat untuk pembelajaran bagi peserta didik yang ada di kampus Akpar Majapahit
dan Tristar Institute. Tak hanya berbagi cerita, Chef Mahmudi juga berbagi
resep Bekakak Ayam Betawi yang bisa Anda coba. *Upi
BEKAKAK AYAM BETAWI
Bahan
:
- 1 ekor Ayam jago utuh
- 400 ml Kaldu ayam
Bumbu
:
- Secukupnya Minyak goreng
- 5 butir Bawang merah
- 2 butir Bawang putih
- 3 lembar Daun jeruk purut
- 2 lembar Serai
- 1 sdm Ketumbar bubuk
- 1 sdt Jintan bubuk
- 1 sdt Merica putih bubuk
- ½ sdt Pala
bubuk
- 4 sdm Kecap
- Secukupnya Garam
Cara
Membuat:
1. Ayam dibersihkan dan disisakan kepalanya, bagian dada
dikerat, lalu disisihkan
2. Minyak dipanaskan, masukkan bawang merah, bawang putih, daun jeruk, dan serai, ditumis hingga harum.
3. Tambahkan ketumbar, jintan,
merica putih bubuk, dan pala bubuk, lalu diaduk rata.
4. Ayam utuh dimasukkan, lalu dituangi kaldu.
5. Ayam dimasak hingga empuk dan kaldu habis.
6. Ayam lalu dibakar dengan bara api hingga harum sambil diolesi mentega dan kecap. Selanjutnya ditambahkan air jeruk limau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar